Saudara-saudara,,, tempat yang paling teduh dan menentramkan hati
orang adalah taman. Jika orang merasa penat taman bisa menjadi tempat yang
direkomendasikan sebagai tempat menenangkan pikiran. Kandungan oksigen yang
dihasilkan dari pepohonan di tamanlah yang membuat perasaan orang menjadi teduh
dan tenang.
Dalam situasi yang rumit penuh
kegelisahan dan kecemasan sebagai seorang manusia. Yesus tidak terlepas dari
batin yang tertekan karena peran yang harus dimainkanNya sebagai seorang Anak
Manusia. Yesus menyadari bahwa peran yang harus dimainkanNya sebagai seoraang
Juruselamat bukan peran yang mudah. Dalam peran tersebut, Dia harus menjalani
masa-masa kesukaran lewat penyiksaan dan penganiayaan yang puncaknya adalah
mengalami kematian di atas kayu salib.
BatinNya tertekan sebagai manusia
biasa dan suatu tempat yang dipilih Yesus untuk menenangkan batin yang sedang
bergejolak dengan perasaan ketakutanNya adalah sebah Taman. Taman ini disebut dengan nama Taman Getsemani.
Secara naratif, Penulis Injil
Matius mengisahkan kedatangan Yesus ke taman itu dengan tujuanNya berdoa. Yesus
tahu bahwa hari kesukaranNya telah sangat dekat. Dan Yesus mencari cara menguatkan
batin yang penuh ketakutan tersebut lewat sebuah doa. Tapi terhadap doa yang
hendak dilakukan oleh Yesus, Dia membutuhkan topangan dari orang-orang yang
dekat denganNya.
Dalam kisah ini, Yesus mengajak 3
muridNya agar mereka dapat menopang beban gumulNya. Tapi mereka tertidur.
Saudara,,, bayangkan saja, betapa Yesus ajarkan kepada kita
lewat bacaan ini, bahwa berdoa adalah tindakan yang tepat ketika manusia sedang
dirundung dengan perasaan yang penuh beban berat. Doa adalah sumber kekuatan
batin manusia. Dengan berdoa berarti kita sedang memperkarakan beban gumulan
hidup kita kepada Allah. Yesus berdoa karena Dia merasa tidak sanggup mengalami
kesengsaraan yang akan dimainkanNya sebagai seorang Juruselamat. Dan lewat
tindakan berdoa yang dilakukanNya, Dia mendapat kekuatan untuk menghadapi fakta
kehidupan yang harus dihadapiNya.
Saat kita bertemu dengan kesukaran
di dalam hidup ini, Yesus telah mengajarkan kepada kita bahwa kita harus
berlari kepada Allah. Dan Allah dapat kita temui hanya lewat doa-doa yang kita
panjatkan kepadaNya.
Penulis Injil Matius mencatat
tentang keikut sertaan murid Yesus yang menemaniNya berdoa di dalam taman itu.
kita telah membaca firman ini bahwa ada teguran yang disampaikan Yesus kepada 3
orang muridNya itu. Yesus menegur mereka karena ketidakmampuan mereka untuk
berjaga-jaga ketika Yesus sedang berdoa. Berjaga-jaga yang dimaksudkan oleh
Yesus adalah berdoa bersama dengan Yesus.
Di sini Yesus mengajarkan tentang
pentingnya persekutuan doa secara bersama. Sebuah pergumulan haruslah dihadapi
lewat sikap yang mau membawanya di dalam doa. Tapi akan lebih baik jika ada
orang-orang seiman yang turut hadir secara bersama menopang pergumulan doa kita
lewat lafasan-lafasan doa yang diucapkan oleh mulut mereka sendiri. Doa orang-orang
benar akan mendatangkan sebuah kuasa doa jika didoakan secara sungguh-sungguh
dan serius.
Menjadi orang benar saja belum
cukup jikalau kita tidak tekun di dalam berdoa. Inilah yang menjadi rahasia
banyak pergumulan orang-orang yang percaya kepada Kristus memiliki kuasa doa
yang gagal. Sehingga pergumulan yang dipanjatkan mereka tidak berdampak pada
kuasa doa.
Saudaraku,,,, kita dapt belajar dari kisah ini bahwa doa adalah
sumber kekuatan bagi setiap orang yang sedang lesuh iman dan batinnya.
Kita disajikan dengan keseriusan
doa yang dilakukan oleh Yesus di taman itu. disebutkan oleh penulis Injil
Matius bahwa sebanyak 3 kali Yesus berdoa kepada Allah terkait pergumulan hidup
yang harus dialamiNya. Menariknya adalah bahwa dalam isi doa Yesus di teman Getsemani,
Dia meminta dari Allah sekiranya penderitaanNya itu dilalukan daripadaNya. Ini
juga adalah ucapan doa-doa kita sebagai umat Tuhan yang sering memohon demikian
ketika diri kita sedang dihambat oleh masalah dalam hidup kita. Namun, meski
Yesus memohon demikian kepada Allah, Dia masih bermohon agar janganlah hal itu
terjadi karena kehendakNya melainkan oleh karena kehendak Tuhan sendiri jika
penderitaan ini harus dilalukan daripadaNya.
Ucapan doa yang disebutkan oleh
Yesus ini adalah sebuah didikan bagi pertumbuhan kedewasaan iman kita. orang
Kristen haruslah menjadi orang Kristen yang dewasa dalam menyikapi segala
kejadian di dalam kehidupanNya. Ketika Allah tidak berkenan menyepakati
permohonan isi doa-doa kita, kita seharusnya dapat menerima kehendak bebas
Allah tersebut. kedewasaan iman kita diukur dari seberapa besar kita dapat
menerima kehendak Allah atas jawaban doa-doaNya kepada kita, bukan memaksakan
kehendak Allah terhadap segala doa yang kita panjatkan. Ketika doa yang kita
panjatkan tidak seharapan dengan permohonan kita, di situlah karakter kita
dibentuk. Allah menunda doa-doa kita karena Allah lebih tahu apa yang harus
dilakukanNya terhadap kehidupan kita. Allah memakai segala kegagalan-kegagalan
yang kita alami untuk membangun tingkat kedewasaan iman dan pola pikir kita.
sehingga kita dapat menjadi pribadi yang kuat dan teguh serta berpengharapan
sebagaimana yang Yesus alami di dalam taman Getsemani saat Dia berdoa.
Inilah yang mesti dimengerti oleh
orang percaya. Sehingga keadaan apapun yang kita sedang alami tidak memengaruhi
kualitas iman kita untuk berdoa dan berharap kepadaNya. Semoga di Minggu
Sengsara ke-VI yang mana dunia sedang menggumulkan bencana kesehatan global
ini, kita dapat memiliki kedewasaan iman untuk memahami kejadian-kejadian yang
kita alami dalam persekutuan orang percaya baik di dunia, Indonesia dan juga
jemaat di sini. Amin!
dikhotbahkan oleh Pdt. D. Wattimena, S.Th di Jemaat GMIH Mawlango Buli Kota, 05 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar