(Pdt. Pelayan di Jemaat GMIH Mawlango Buli Kota, Halmahera Timur-Maluku Utara)
Saudara yang diberkati Yesus Kristus,
Pada ibadah di saat
ini, kita akan melihat tentang peristiwa kebangkitan Yesus dari kacamata
penulis Matius. Penulis Matius memperlihatkan bahwa dalam peristiwa kebangkitan
Yesus Kristus, ada tokoh-tokoh yang terlibat dan berperan di dalamnya.
Tokoh-tokoh tersebut terbagi atas dua bahagian; yakni para perempuan, malaikat,
dan Yesus sebagai tokoh utama, dan selanjutnya adalah para penjaga kubur
sebagai pemeran pembantu dan yang terakhir ada tokoh bayangan yaitu para murid
Yesus.
Dalam kebangkitan Yesus Kristus, perempuan-perempuan sebagai
tokoh utama diperlihatkan penulis Matius sebagai tokoh yang sangat aktif, dan
agresif sebagai subjek yang menengok kubur Yesus.
Matius mengisahkan bahwa saat peremuan-perempuan tersebut
menengok kubur Yesus terjadi suatu peristiwa alam yang membuat para penjaga
kubur dan para perempuan yang menengok kubur Yesus itu menjadi gentar dan ketakutan.
Ayat 5 berkata; “akan
tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu; janganlah kamu takut; sebab
aku tahu......”
Coba kita teliti bunyi kalimat dalam ayat ini secara seksama.
Yang mengalami ketakutan pada saat itu bukan hanya perempuan-perempuan namun
ayat 4 berkata juga penjaga-penjaga itu.....”
Namun malaikat hanya berkata kepada para perempuan yang menengok kubur Yesus itu, sebaliknya kepada
para penjaga kubur Yesus tidak dikatakan kepada mereka. Ini bukan karena perempuan-perempuan
itu sebagai sahabat-sahabat Yesus dan para penjaga kubur itu sebagai musuh
Yesus, yakni para prajurit tentara Romawi. Namun, berkatanya malaikat Tuhan
kepada para perempuan itu dapat dijelaskan lewat anak kalimat selanjutnya dari
bunyi ayat 5 tersebut; “aku tahu kamu mencari Yesus
yang disalibkan itu”
Saudaraku, kepada mereka yang mencari Yesus,
Malaikat Tuhan melepaskan perkataan “jangan takut.” Siapa pun kita; entah kita
laki-laki, entah kita perempuan, entah kita orang dewasa, anak kecil, apakah kita
orang miskin, apakah kita orang kaya, apakah kita cantik, jelek, cacat, normal.
Asalkan kita mau mencari Yesus dalam hidup kita, maka malaikat Tuhan itu juga berkata
kepada kita “jangan pernah takut”
Apa yang kita takutkan dalam kehidupan bergereja di jemaat
kita. Takut, cemas tentang tanggungjawab pembangunan Gedung Gereja di mana setiap Lingkungan Pelayanan sebisa mungkin dapat menopang pendanaan Rp. 10.000.000,- pada setiap Lingkungan Pelayanan dalam setahun?
Atau dalam konteks Rumah Tangga kita masing-masing, ada
ketakutan tentang membiayai pendidikan anak-anak kita yang mendesak kita untuk
melunasi biaya pendidikan. Kalau hidup kita benar-benar mencari Tuhan, kata
malaikat Tuhan pagi ini bahwa “jangan takut”
Dunia di saat-saat ini pun sedang mengalami ketekutan, kecemasan yang luar biasa karena wabah pandemi virus covid19 yang melanda hampir seluruh negara di belahan dunia. kita di Indonesia pada akhir-akhir ini justu mengalami peningkatan pada penyebaran virus tersebut sehingga mencapai angka 3000 lebih yang udah terpapar. bagaimana kita menyikapi bencana kesehatan global ini? kata Malaikat Tuhan pada hari ini di saat Kristus bangkit adalah "jangan takut!" ketakutan hanya akan membuat imunitas kita menjadi turun, dan hal itu akan berdampak pada antibodi kita untuk menangkal virus dan kuman yang menyerang tubuh kita. Yesus pun pernah mengalami ketakutan seperti kita di jaman sekarang ini namun dalam konteks yang berbeda. Yesus mengalami ketakutan dan kecemasan karena hari kematianNya yang semakin dekat sampai keringatNya bagaikan tetesan darah manusia yang menetes dari tubuhNya. tapi ketika Yesus masuk di dalam saat teduh, menyerahkan semua gumulNya kepada Sang Bapa di sorga, ketakutan itu berubah menjadi keberanian menghadapi pergumulanNya.
sebagai anak-anak Bapa, kita harus siap untuk berperang melawan kenyataan gumulan hidup kita setiap orang. perasaan takut adalah hal yang manusiawi, tapi bukan berarti kita harus dikalahkan oleh perasaan takut yang membuat iman kita menjadi hilang dan tak lagi berpengharapan. Pergumulan hidup kita haruslah dihadapi bukan dengan perasaan takut dan cemas, melainkan dengan bersandar kepada Allah di sorga. sebab Allah adalah Tuhan yang menjadikan dunia ini berserta segala skenario kehidupan yang harus diperankan oleh kita setiap orang sebagai aktor dan artis di dalam panggung dunia ciptaan Allah ini. setiap kejadian yang kita hadapi adalah bagian dari skenario yang dikarang oleh tangan Bapa di sorga, di mana Dia adalah sutradara agung jalan hidup saudara dan saya.
Ayat 6 memberikan alasan
kenapa jangan takut; sebab “Ia telah bangkit.” Kata “bangkit” berarti
Yesus hidup dari kematian. Kalau kita mencari Yesus, masalah-masalah dalam
hidup kita tidak akan mampu membuat kita mati. Penulis Matius hendak mengatakan
kepada kita sekalian bahwa kita harus mencari Yesus, sebab di dalam Yesus ada
kehidupan. (amin...??)
Saudaraku, pada ayat 7 pembacaan kita, ada
satu perintah yang disampaikan kepada
perempuan-perempuan itu bahwa mereka harus pergi dan mengatakan kebangkitan
Yesus kepada para murid-Nya. Mereka harus menyampaikan kebenaran tentang diri
Yesus.
Seperti perempuan-perempuan yang diberikan perintah itu,
selaku orang-orang yang mengilkuti Yesus Kristus pun, kita harus menyampaikan
apa yang benar tentang Yesus Kristus.
Menyampaikan yang benar itu merupakan bentuk kesaksian. Selaku anak-anak Tuhan
bersaksi tentang Kristus Yesus adalah hal yang wajib. Setiap anak-anak Tuhan
diberikan talenta untuk dapat bersaksi tentang Yesus Kristus. Bersaksi tentang
Yesus Kristus tidak hanya sebatas berkhotbah. Tapi juga dapat ditunjukkan dalam
bentuk doa dan puji-pijian. Ada solois, VG, baik dari pemuda, kaum ibu, kaum
bapa dan sebagainya.
Masih di dalam ayat 7 dikatakan Ia
mendahului kamu ke Galilea; kata ini diulangi pada ayat 10 teks bacaan kita. Satu pertanyaan terbesit
saat mengarang khotbah ini. Apa yang Yesus lakukan di Galilea, kenapa para murid
diperintahkan untuk harus ke sana? Saya lalu mencaritahu tentang Galilea.
Ternyata Galilea merupakan tempat Yesus Kristus bertumbuh dan besar. Semasa
hidupnya Yesus melakukan pelayananNya kepada Bapa di Sorga di sana. Matius mau
memesankan kepada kita bahwa pelayanan kepada Allah mestinya dimulai dari dalam
tempat di mana kita bertumbuh dan besar. Kita harus bersaksi pertama-tama
dimulai dari dalam keluarga kita, lalu kepada lingkungan di mana kita tinggal,
lalu kita bisa memvirusi desa, kemudian kota, selanjutnya dunia di mana kita berdiam.
Saudaraku,,, ayat 8 berkata mereka segera pergi dari kubur itu dengan
takut, dan dengan sukacita berlari cepat-cepat untuk memberitahukan kabar Yesus
kepada murid-murid.
Kubur merupakan tempat peristirahatan orang-orang yang
telah “mati”. Pada kubur tidak ada janji tentang kehidupan. Mereka segera pergi
dari dunia kematian kepada dunia kehidupan.
Saat perempuan-perempuan itu pergi dari kubur kepada
murid-murid Yesus, di tengah jalan tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka.
Dalam terjemahan Alkitab BIS berbunyi Tiba-tiba
Yesus datang menemui wanita-wanita itu, dan berkata,
Yesus yang mendatangi mereka.Yesus datang menemui mereka saat mereka hendak
memberitahukan kebenaran tentang dirinya kepada murid-murid. Kata “murid-murid”
merujuk kepada pengertian sebagai sesama manusia, teman se-pelayan-an, orang di
sekitar mereka, atau orang lain. Saat kita mau memberitahukan kebenaran tentang
Yesus kepada sesama kita, di sana kita akan
menemukan Yesus.
Dia berkata “salam bagimu,” (Shallom) suatu ucapan yang mau memastikan ketenangan kepada orang
yang ditemuiNya. Salam yang mengartikan damai dan penuh ketenangan, jauh dari
kecemasan dan ketakutan akan kehidupan ini. Amin